NAMA : RYAN YUDHA K
NOSIS : 20190431-E
ANALISIS PENINGKATAN KINERJA LAN DENGAN ROUTING DINAMIS
BERBASIS OSPF SINGLE AREA DAN INTERVLAN
MENGGUNAKAN CISCO PACKET TRACER 7.1
ZAENI MIFTAH
Dosen Tetap STMIK Eresha
Email : zaenimiftah02@gmail.com
ABSTRAK
Teknologi Informasi khususnya pada jaringan komputer saat ini sangatlah dibutuhkan disetiap instansi untuk menunjang setiap aktifitas baik aktifitas internal maupun eksternal sehingga ketersediaan, kecepatan serta keamanan pada jaringan komputer sangatlah diperlukan.Kesediaan serta koneksi jaringan komputer merupakan hal yang mendasar dalam mendukung kegiatan tersebut jika koneksi jaringan lokal (LAN) bermasalah maka semua aktifitas yang dijalankan melalui jaringan komputer tidak akan berjalan baik, Pada penelitian ini akan dianalisa kinerja jaringan LAN menggunakan teknik Routing Statis dengan Routing Dinamis OSPF dan InterVLAN menggunakan software Cisco Packet Tracer. Dalam desain jaringan terdiri dari 3 Gedung/Kantor (Kantor A, Kantor B dan Kantor C). dengan total peralatan yang digunakan pada perancangan jaringan adalah 5 router, 9 switch, 36 unit komputer. dan 3 unit Server (Server DNS, Server-SIA dan Server-Dosen). Kinerja yang dianalisa adalah delay, packet loss dan throughput. Nilai rata-rata delay yang dihasilkan dari masing-masing pengujian menggunakan Routing Dinamis OSPF dan Inter-Vlan adalah sebesar 0.0182 s. Packet Loss sebesar 0% sedangkan Throughput sebesar 1103,4 bps.
Kata Kunci : LAN, InterVLAN, OSPF, Cisco Packet Tracer
1. PENDAHULUAN
Teknologi Informasi khususnya pada jaringan komputer saat ini sangatlah dibutuhkan disetiap instansi untuk menunjang setiap aktifitas baik aktifitas internal instansi maupun eksternal sehingga ketersediaan, kecepatan serta keamanan pada jaringan komputer sangatlah diperlukan, kecepatan transmisi data sangatlah diperlukan hal ini akan mengakibatkan peningkatan kinerja pada sebuah jaringan LAN. Koneksi jaringan yang buruk sangatlah menggangu aktifitas tersebut. Kinerja jaringan diukur berdasarkan delay maupun throughputnya, meskipun kecepatan transmisi LAN dan jarak workstation yang berkomunikasi sama. Maka, untuk mengatasi masalah di atas seorang administrator jaringan perlu melakukan analisa sistem menggunakan simulasi yang dapat mencerminkan arsitektur dari jaringan komputer pada sistem jaringan yang digunakan. Dengan
15 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
menggunakan aplikasi Cisco Packet Tracer, simulasi data mengenai jaringan dapat dimanfaatkan menjadi informasi tentang keadaan koneksi suatu komputer dalam suatu jaringan apabila terjadi masalah dalam interkoneksi jaringan.
2. LANDASAN TEORI
2.1 LAN
Jaringan Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang lebih besar dari PAN dan lebih kecil dari MAN (Metropolitan Area Network) dimana jaringan LAN dibatasi oleh area yang relatif kecil secara umum dibatasi oleh area lingkungan seperti kampus dimana jangkauannya tidak lebih dari 10 kilometer. Beberapa model konfigurasi LAN biasanya berupa sebuah komputer yang dijadikan sebagai file server yang digunakan untuk menyimpan perangkat lunak ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung ke dalam jaringan lokal. LAN memiliki jangkauan cukup kecil kurang dari 10 Km seperti jaringan komputer kampus, gedung, kantor, dalam rumah, dalam sekolah.
2.2 VLAN
VLAN adalah suatu jaringan yang dibangun berdasarkan kelompok atau group dalam satu network dimana beberapa komputer hanya dapat berkomunikasi sesuai dengan kelompok atau grup yang dibuat, VLAN mampu mengurangi terjadinya broadcast domain dan meningkatkan kinerja pada sebuah jaringan serta mudah dalam pengelolaan sebuah jaringan. VLAN dibuat dengan encapsulation dot 1Q berdasarkan IEEE 802.1Q, yaitu terjadi peristiwa tagging oleh switch pada header frame ethernet, berupa VLAN ID, dan dengan tag yang terdapat pada header frame inilah maka switch akan melihat port mana saja yang mempunyai VLAN ID yang sama dengan frame tersebut, frame hanya akan diteruskan menuju port yang di set dengan VLAN ID yang sama.
2.3 Router
Router adalah perangkat jaringan yang bertanggung jawab untuk meneruskan atau mengirimkan data dari satu jaringan ke jaringan yang berbeda selain itu router akan mencarikan alternatif jalur yang terbaik sehingga data terkirim sampai pada tujuan, Teknik Routing adalah kegiatan dimana paket data yang akan dikirim akan diarahkan melalui jalur berdasarkan jalur yang terbaik pada sebuah jaringan.
2.4 Router Dinamis
Router Dinamis adalah perangkat router yang telah dikonfigurasi sehingga mampu menentukan jalur terbaik untuk pengiriman paket data sampai pada tujuan dimana router-router yang terhubung saling memberikan informasi dan secara bersama-sama membuat tabel routing secara otomatis. Protokol routing mengatur router-router dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain pada sebuah
16 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
jaringan. Dengan cara ini, router-router mengetahui keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar.
2.6 Inter-VLAN
Inter-VLAN merupakan sebuah proses meneruskan paket data dari suatu VLAN ke VLAN yang lain dengan bantuan router, sehingga suatu perangkat dapat mengirimkan informasi kepada perangkat lain yang berada pada jaringan VLAN yang berbeda. Pada umumnya, Inter-VLAN digunakan karena adanya suatu kebutuhan khusus terhadap beberapa perangkat yang harus tetap saling berhubungan namun perangkat tersebut berada pada jaringan VLAN yang berbeda Istilah Inter-VLAN routing sering kali dikaitkan dengan switch layer 3. Switch layer 3 adalah jenis switch yang mendukung routing seperti layaknya sebuah router. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Inter-VLAN routing dapat diterapkan menggunakan switch layer 2 dengan tambahan router.
2.7 VLAN Trunk Protocol (VTP)
VTP merupakan protokol milik (proprietary) Cisco yang memungkinkan switch-switch Cisco (yang terhubung) saling bertukar informasi. VTP memudahkan proses konfigurasi secara otomatis antar sesama switch. VTP bekerja pada layer 2. Kita dapat menghapus, menambah, mengedit, mengubah konfigurasi VLAN. Jika salah satu switch dirubah konfigurasinya, maka VTP akan melakukan sinkronisasi konfigurasi terhadap switch-switch yang lain.
Ada 3 mode VTP yang disediakan, yaitu :
1. Server Mode
2. Client Mode
3. Transparent Mode
Konfigurasi VLAN harus dilakukan pada switch server. Sementara switch-switch lain (client mode) akan menyesuaikan konfigurasinya secara otomatis dengan server.
2.8 Cisco Packet Tracer
Cisco Packet Tracer adalah salah satu aplikasi yang dibuat oleh perusahaan Cisco yang berlokasi di San Francisco, California didirikan pada tahun 1984. Cisco Packet Tracer sebagai alat simulasi yang digunakan dalam pembelajaran jaringan komputer khususnya produk Cisco. Dalam software ini telah tersedia beberapa alat-alat yang sering dipakai atau digunakan dalam merancang suatu sistem jaringan, sehingga dapat dengan mudah membuat
17 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
sebuah simulasi jaringan komputer didalam PC. Pada Gambar berikut dapat dilihat tampilan awal Cisco Packet Tracer.
Delay adalah waktu yang dibutuhkan pada saat data dikirim dari sumber sampai pada tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu proses yang lama. Pada Tabel 1 dapat dilihat standar kualitas Delay. Persamaan perhitungan Delay adalah sebagai berikut.
Delay rata-rata = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
Tabel 1 Kategori jaringan berdasarkan nilai delay (versi TIPHON)
Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet Loss dapat terjadi karena sejumlah faktor, mencakup penurunan sinyal dalam media jaringan, melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hardware jaringan. Pada Tabel 2 dapat dilihat kategori jaringan. Persamaan perhitungan paket loss
Paket Loss = 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚−𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚 𝑥 100%
Tabel 2 Kategori jaringan berdasarkan nilai packet loss
Troughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan bandwidth. Karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix, sementara throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi. Persamaan perhitungan Throughput.
Throughput = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑖𝑟𝑖𝑚𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑡𝑎
3. METODOLOGI PENELITIAN
Persiapan perancangan jaringan ini adalah dengan mengasumsikan menggunakan 3 Gedung/Kantor (Kantor A, Kantor B dan Kantor C). dengan total peralatan yang digunakan pada
18 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
perancangan jaringan adalah 5 router, 9 switch, 36 unit komputer. dan 3 unit Server (Server DNS, Server-SIA dan Server-Dosen).
Langkah-langkah perancangannya adalah sebagai berikut :
Melakukan perancangan jaringan dengan software Cisco Packet Tracer, pada perangkat router dikonfigurasi dengan memberikan IP Address, Routing Dinamis OSPF dan DHCP Router untuk memberikan IP Address pada masing-masing PC yang tersambung. Pada perangkat Switch dikonfigurasi VLAN dan VTP sehingga membentuk grup atau kelompok pada sebuah jaringan dalam hal ini untuk dosen dan staff. Setelah konfigurasi pada perangkat jaringan selanjutnya dilakukan pengujian dengan ping-tes untuk memastian komputer sudah saling terhubung. Kemudian dilakukan analisis terhadap performansi dari jaringan yang di buat kemudian diambil kesimpulannya.
Flowchart Metode Penelitian
Hasil dari perancangan jaringan komputer dapat dilihat pada gambar
3.1 Konfigurasi Router
Konfigurasi router dapat dilakukan dengan melakukan klik pada router dilanjutkan dengan memilih tab CLI kemudian diketik dengan perintah, contoh sebagai berikut :
Konfigurasi IP Address untuk Router sebagai Inter-VLAN
Router>enable
Router#conf t
Router(config)#int g0/0.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#ex
Router(config)#int g0/0.20
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config-subif)#ex
Router(config)#int g0/0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#
Router(config)#int S0/0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
19 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
Router(config)#int S0/1/1
Router(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config)#int S0/1/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.26 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Konfigurasi OSPF
Router(config)#router ospf 1
Router(config-router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.3 area 0
Router(config-router)#network 10.10.10.24 0.0.0.3 area 0
Konfigurasi DHCP
Router(config)#ip dhcp pool kantorA1
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.1.1
Router(dhcp-config)#network 192.168.1.0 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#dns-server 200.100.10.2
Router(config)#ip dhcp pool kantorA2
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.2.1
Router(dhcp-config)#network 192.168.2.0 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#dns-server 200.100.10.2
Router(dhcp-config)#do wr
3.2 Konfigurasi Switch
Pembagian kriteria Inter-vlan adalah sebagai berikut :
VLAN 10 name dosen (Port yang digunakan yaitu fa0/1-9)
VLAN 20 name staff (Port yang digunakan yaitu fa0/11-19)
Sedangkan Port g0/0 dan g0/1 pada switch digunakan link access sebagai Trunk
Switch Server
Switch#conf t
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#vtp domain sw_kantorA
Switch(config)#vtp version 2
Switch(config)#vtp password 123
Switch(config)#vlan 10
Switch(config-vlan)#name dosen
Switch(config-vlan)#vlan 20
Switch(config-vlan)#name staff
Switch(config)#int range fa0/1-9
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config)#int g0/0
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config)#int g0/1
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-vlan)#do wr
Switch Client
Switch#conf t
Switch(config)#vtp mode client
Switch(config)#vtp domain sw_kantorA
Switch(config)#vtp version 2
Switch(config)#vtp password 123
20 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
Switch(config)#int range fa0/1-9
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 10
Switch(config)#int range fa0/11-19
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport access vlan 20
Switch(config-if-range)#do wr
Komputer diberikan IP Address menggunakan DHCP sehingga masing-masing komputer akan mendapatkan IP Address Secara otomatis, sedangkan komputer server diberikan IP Address secara manual dengan IP Address sebagai berikut :
Server-DNS
200.100.10.2/24
Server-Dosen
200.100.11.2/24
Server-SIA
200.100.11.3/24
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pengujian
Pengujian dilakukan menggunakan Ping Test dari komputer sumber ke komputer tujuan yaitu server dalam hal ini yaitu dari komputer staff dan dosen mengakses server sia.kampus.ac.id dan server dosen.kampus.ac.id dengan hasil sukses. Hasil dari pengujian jaringan komputer dapat dilihat pada gambar.
4.2 Analisis
Dari hasil simulasi yang dilakukan, didapat data untuk masing-masing parameter kinerja jaringan sebagai berikut :
Tabel Hasil analisis pengujian delay pada routing statis dengan routing dinamis menggunakan OSPF dan Inter-Vlan
NO
Sumber
Tujuan
Routing
Statis
Dinamis OSPF
Delay (s)
Delay (s)
1
PC-A4
Dosen-Server
0.0120
0.0150
2
PC-A4
SIA-Server
0.0170
0.0120
3
PC-A7
Dosen-Server
0.0130
0.0130
4
PC-A7
SIA-Server
0.0210
0.0180
5
PC-B1
Dosen-Server
0.0150
0.0180
6
PC-B1
SIA-Server
0.0190
0.0150
7
PC-B4
Dosen-Server
0.0210
0.0210
8
PC-B4
SIA-Server
0.0170
0.0220
9
PC-C1
Dosen-Server
0.0170
0.0170
21 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. IX No. 02 Oktober 2016
10
PC-C1
SIA-Server
0.0230
0.0200
11
PC-C10
Dosen-Server
0.0210
0.0230
12
PC-C10
SIA-Server
0.0240
0.0240
RATA-RATA DELAY
0.0183
0.0182
Hasil analisis pengujian paket loss pada routing statis dengan routing dinamis menggunakan OSPF dan Inter-Vlan sebesar 0% sedangkan hasil pengujian Throughput dengan routing statis sebesar 864,9 bps dan dengan menggunakan routing dinamis menggunakan OSPF dan Intervlan sebesar 1103,4 bps. pengujian dilakukan dari PC-C1 menuju Komputer SIA-server dengan protokol HTTP serta bandwith 100 mbps
untuk melihat waktu didapat waktunya 0.029 second. Lihat gambar
Sehingga waktu download 0.029 second ukuran file TCP nya 32 bits.
Maka Throughputnya = 32bits/0.029 second = 1103,4 bps.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Dari hasil simulasi yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian delay menggunakan software Cisco Packet Tracer, untuk hasil delay terkecil terjadi ketika pengujian menggunakan routing statis dengan delay rata-rata sebesar 0.0183 s, sedangkan menggunakan
routing dinamis menggunakan OSPF dan Inter-Vlan delay rata-rata sebesar 0.0182 s. dengan demikian, semakin besar delay yang terjadi, maka semakin besar waktu tunda yang diperlukan untuk mengirimkan paket data dan kinerja jaringan juga akan semakin buruk.
2. Nilai rata-rata packet loss untuk pengujian pada perancangan menggunakan routing static dan routing dinamis menghasilkan nilai yang sama yaitu 0%.
3. Pengujian throughput menggunakan routing dinamis OSPF dan Ineter-Vlan dilakukan pada PC-C1 menuju komputer Server menghasilkan nilai 1103,4 bps
DAFTAR PUSTAKA
[1] Saiful, Dian. 2013. “Perancangan Jaringan LAN Pada Gedung Perkantoran Dengan Menggunakan Software Cisco Packet Tracer”. Skripsi pada Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sumatera Utara.
[2] Yanto. 2011. “Analisis QOS (Quality Of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura)”.
[3] Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks (TIPHON); European Telecommunications Standards Institute 1999.
[4] Kukuh “Konfigurasi dan Analisis Performansi Routing OSPF pada Jaringan LAN dengan Simulator Cisco Packet Tracer versi 6.2.” Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
[5] Sofana, Iwan. (2010). CISCO CCNA & Jaringan Komputer. Bandung: Informatika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar